> Dari kota kediri, arahkan kendaraan
menuju ke Katang, tempat kantor Pemkab Kediri berada. Pada pertigaan Katang,
belok kanan sejauh kurang lebih enam kilometer (belok kiri jika dari arah Simpang
Lima Gumul atau Pare maupun Malang). Pada kiri jalan akan melewati SD (lupa
namanya) yang bersebelahan dengan kantor desa, sekitar dua ratus meter dari SD
tersebut akan ada papan penunjuk menuju ke Situs Semen. Ikuti papan petunjuk
tersebut sejauh 3 km. Situs Semen ada di tengah areal persawahan.
> Tidak ada kendaraan umum yang
melewati daerah ini. Bagi yang tidak membawa kendaraan sendiri bisa naik
ojek dari Kota Kediri. Situs ini juga berdekatan dengan Petilasan Sri Aji
Joyoboyo.
.
Arca yang ada sebenarnya merupakan dua buah arca
jaladwara atau talang air yang digunakan untuk mengalirkan air dengan tinggi
102 centimeter, lebar 47 centimeter dan tebal 103 centimeter. Kedua jaladwara
ini memiliki bentuk yang unik dan sejauh ini saya sendiri belum mengetahui
adanya jaladwara lain dengan bentuk seperti yang ada di Situs Semen. Sedangkan
arca yang kecil merupakan arca Dewa Wisnu Naik Garuda dengan tinggi 71
centimeter, lebar 45 centimeter dan ketebalan 35 centimeter yang merupakan arca
langka dan konon hanya ada dua di Indonesia, dimana salah satunya berasal dari
Candi Belahan (bisa juga berasal dari Pertirtaan Jolotundo, mengingat kurang
jelasnya data dan sekarang sudah diamankan di Pusat Informasi Majapahit).

Dengan adanya jaladwara ini, dapat dipastikan bahwa
Situs Semen merupakan sebuah partirtan. Apalagi juga adanya bangunan gapura bentar
yang sudah runtuh pada salah satu sisi sungai. Pada dinding sungai dibawah Arca
Wisnu Naik Garuda ini terdapat struktur batu bata kuno yang merupakan tangga
menuju ke pertirtaan. Sayang, struktur ini tidak jelas terlihat karena tertutup
tanah dan rerumputan..
Ditambah lagi, beberapa bulan setelah situs ini
terkuak, masyarakat sekitar menemukan sumber air yang letaknya sekitar 200
meter dari arca jaldwara dan berada di tepi sungai. Sumber air ini diberi nama Sendang
Kamulyan. Konon, air dari sendang ini dapat mengobati penyakit karena
mengandung mengandung magnesium klorida. Disekitar sendang ini juga terdapat
parit kuno serta tatanan tembok dari batu bata.
Bata Kuno Berukuran Besar Dalam Jumlah
Selain
jaladwara dan arca Wisnu, disitus ini juga terdapat batu bata kuno, pecahan
tembikar, keramik, lumpang serta pecahan arca. Berdasar cerita masyarakat
setempat, sejak dulu di tempat ini banyak sekali diketemukan arca dan bata
kuno. Namun sayang, banyak arca yang sudah dijual sedangkan bata kunonya
dirusak dan ditumpuk di tempat lain untuk dijadikan semen merah !
Peninggalan Kerajaan Majapahit
Karena berdekatan dengan Petilasan Sri Aji Joyoboyo,
banyak pihak mengira bahwa situs ini merupakan peninggalan Kerajaan Kadiri. Dan
dengan adanya arca Wisnu Naik Garuda, kemungkinan besar usia situs ini jauh
lebih tua, yaitu pada masa era Raja Airlangga. Arca Wisnu Naik Garuda sendiri
merupakan wujud pendewaan Airlangga.
Setelah BP3 menemukan keramik masa Dinasti Yuan di
sekitar situs, BP3 memastikan bahwa Situs Semen merupakan peninggalan Kerajaan
Majapahit. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa situs ini berusia jauh lebih
tua dari Majapahit dan terus digunakan hingga pada masa majapahit. Hal ini
lumrah terjadi dan contohnya bisa kita lihat pada Candi Gurah dan Candi Tondowongso,
Candi Penataran serta Candi Brahu.
Pengrusakan Situs
Mengunjungi Situs Semen
Saat mengamati hiasan yang ada pada jaladwara, Mbah
Djudi, juru kunci Situs Semenpun menceletuk bahwa itu merupakan tulisan kuno. Beliau
sendiridiberitahu orang dari daerah lain yang datang ke situs ini. Sebenarnya
hal ini salah kaprah karena itu bukanlah tulisan, melainkan hiasan biasa.
Sempat juga menjelaskan hal ini ke Mbah Djudi yang murah senyum itu (senyuman
mbah Djudi ini benar – benar menentramkan hati dan menyenangkan sekali lho !
Sudah terbukti pada banyak teman saya yang mengunjungi situs ini :D ). Pernah
juga saya diberitahu teman saya bahwa ada pahatan angka tahun, namun pahatan
itu dirusak oleh orang yang nenepi di situs ini. Sebuah hal yang sangat
disayangkan dan tak patut dicontoh.
Jaladwara Singa (Tampak Depan)
Jaladwara Si
Bapak yang jualan di situs ini (maaf pak, saya lupa
namanya) dan bapak – bapak lainnya yang ada di situs inipun mulai menceritakan
keluh kesah serta angan – angan mereka akan masa depan Situs Semen ini. Mereka
menyangkan pengrusakan situs oleh penduduk sekitar dan sepinya situs semenjak
hari itu. Mereka juga berharap supaya situs ini segera dipugar supaya
bisa menjadi ajang pendidikan bagi masyarkat, terutama anak – anak sekolah
mengingat situs ini ramai dikunjungi banyak pelajar.
Panorama Situs Semen
(Situs Jaten) T
Untuk memajukan situs ini sepertinya agak sulit
mengingat BP3 kekurangan biaya untuk ekskavasi maupun memugar situs – situs
bersejarah di Jawa Timur, serta penolakan masyarakat akan keberadaan situs ini.
Ditambah pula minimnya fasilitas di situs ini seperti kamar kecil dan musholla.
Namun, keinginan para warga ini harus diacungi jempol dan mendapat apresiasi
karena mereka peduli akan peninggalan sejarah nenek moyang dan menginginkan
masyarkat ikut menikmatinya secara maksimal sebagai sarana rekreasi maupun
pendidikan.